wisata hobby dan lingkungan hidup

Minggu, 24 Juli 2016

REVIEW WISATA CAGAR ALAM PANANJUNG PANGANDARAN

Silahkan Klik Topik Lainnya :

Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik,  Wisata Padang Sumatra Barat,  Umroh Makkah Madinah,  Wisata Singapore,  Wisata Phuket Thailand,  Wisata Karimunjawa,  Wisata Malang Bromo,  Wisata Ende Flores,  Wisata Tidung Kepulauan Seribu,  Wisata Pangandaran,  Wisata BandungWisata Malang Batu,  Wisata Melaka Kuala Lumpur

Pantai Pangandaran merupakan kawasan wisata terkenal yang terletak di Selatan Jawa barat. Pemandangan pantai yang indah dengan ombaknya, serta adanya lokasi untuk melihat matahari terbit (sunrise) dan matahari tenggelam (sunset) menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam negeri dan mancanegara untuk berkunjung ke daerah itu.
Salah satu objek yang cukup menarik di Pangandaran adalah Cagar Alam Pananjung. Di kawasan Pananjung tersebut kita dapat berpetualang menyusuri sejumlah objek seperti batu Kalde. Jembatan, Pantai Pasir Putih, serta benteng pertahanan peninggalan tentara Jepang. Pengunjung juga dapat menyaksikan berbagai hewan liar seperti rusa, biawak, monyet ekor panjang dan burung-burung laut.
Kami mengunjungi lokasi wisata alam tersebut pada hari Jumat tanggal 22 Juli 2016. Berikut adalah review tentang objek wisata alam Pananjung.




Pantai Barat dan Pantai Timur Pangandaran dipisahkan sebuah tanjung atau semenanjung yang menjorok ke arah Selatan. Bentuk tanjung yang cukup luas tersebut mirip paha ayam seperti yang ada di bagian Selatan pulau Bali. Pada tanjung tersebut terletak Taman wisata alam (Nature Recreation Park) dan Cagar Alam (Nature Reserve) Pananjung, yang merupakan  objek wisata dengan nuansa hutan, pantai dan laut.
Cagar alam Pananjung dapat dicapai dengan berjalan kaki, baik dari pantai Barat maupun pantai Timur karena lokasinya persis diapit oleh pantai Barat dan Pantai Timur. Selain berjalan kaki di dalam cagar alam, kita juga dapat mengelilingi semenanjung ini dengan menyewa perahu nelayan dan singgah di pantainya yang berpasir putih.


Peta Cagar Alam Pananjung


Kami sampai di pintu gerbang Cagar Alam sekitar pukul 06.45. Di loket belum ada petugas, namun tercantum jadual buka taman wisata, yaitu antara pukul 07.00 sampai 17.00. Pada pukul 07.00 petugas masuk ke gardu penjualan tiket, dan kamipun membeli tiket dengan harga Rp 16.000,- per orang.

Pintu Gerbang
Jalan masuk utama menuju taman terlihat kumuh dengan adanya gerobak-gerobak yang diparkir sembarangan, serta trotoar yang menjadi tempat penjemuran ikan. Saat masuk, di sisi kanan jalan terdapat kantor pengelola taman dengan halaman yang sangat bersih. 
Bangunan Kantor
Papan petunjuk arah objek wisata ada, tetapi tidak ada informasi jarak. Padahal informasi jarak sangat penting karena akan menjadi petunjuk yang mencegah pengunjung tersesat. Contohnya kami waktu mencari jalan ke pasir putih yang terletak di pantai barat, setelah melewati jembatan ada dua alternative ke pasir putih, arah ke kanan atau ke kiri. Kami memilih belok ke kiri, mula-mula ada jalan setapak, tapi lalu tidak ada tanda jalan yang jelas, tanah berlumpur memasuki hutan dan bukit. Setelah sempat kami ikuti sekitar 200 meter, arahnya makin tidak jelas. Akhirnya kami kembali ke jembatan, lalu coba memilih arah jalan ke kanan, mula-mula memang jalannya tidak jelas, tapi lalu ketemu jalan memutar dan mendaki, akhirnya setelah sekitar 200 atau 300 meter sampailah di lokasi pasir putih.

Penunjuk arah

Jalur Tracking
Batu Kalde
Sekitar 200 meter menyusuri taman wisata, sampailah di lokasi situs Batu Kalde. Di situs tersebut terdapat batu berbentuk sapi gumarang yang merupakan tempat bersembahyang umat hindu pada zaman Kerajaan Pananjung. Terlihat  reruntuhan candi dengan arca sapi serta lima buah makam kuno. Makam kuno tersebut diperkirakan merupakan makam para pembesar Kerajaan. Disebut batu Kalde karena arca sapi berukuran sekitar 1 x 0,6 m2  dengan tinggi 0,5 m tersebut mirip dengan kijang yang dalam Bahasa Sunda disebut kalde. Batu Kalde tersebut konon merupakan nisan seorang menteri kerajaan yang bernama Arya Sapi Gumarang.

Batu Kalde
Selepas situs Batu kalde, perjalanan menyusuri jalur track dilanjutkan. Kami melewati Gua Lanang, Gua Jepang dan Wisma Ciborok. Di sekitar Wisma terdapat banyak pepohonan dan sekawanan rusa sedang memakan rumput. Selanjutnya kami menyeberangi jembatan menuju lokasi pantai pasir Putih. Jembatan di atas sungai tersebut memiliki konstruksi yang sangat bagus, namun terlihat lusuh, padahal kalau dicat dan dirawat akan sangat indah. Jembatan tersebut juga tidak memiliki nama. Padahal nama yang menarik sangat perlu untuk menambah daya tarik jembatan yang bagus tersebut. Misalnya bisa saja diberi nama “Jembatan Cinta” seperti di pulau Tidung, Kepulauan  Seribu. Atau dapat diberi nama “Jembatan Pelangi” (rainbow bridge) karena bentuknya yang melengkung seperti pelangi. Dengan bentuk yang indah serta nama yang unik pasti jembatan tersebut akan menjadi spot yang menarik untuk berfoto-foto.

Jembatan Batu
Gua Jepang
Setelah melewati jembatan batu, kami sempat “tersesat” karena memilih arah kiri. Namun kemudian kami kembali ke jembatan dan memilih arah kanan. Kami menyusuri jalan kecil yang menanjak dan akhirnya sampai di lokasi pantai Pasir Putih. Sebelum sampai di Pasir Putih, terdapat bukit dimana terdapat Gua Jepang. Jadi di lokasi Pananjung terdapat beberapa lokasi Gua Jepang. Gua terbentuk dari beton yang tertimbun tanah sebagai benteng pertahanan, dan berfungsi sebagai gudang amunisi. Pada bagian depan gua terdapat parit-parit  pertahanan untuk pengintaian pendaratan dari laut oleh pihak sekutu.

Gua Jepang

Pemandangan dari bukit Gua Jepang
Gua jepang yang berlokasi di dekat pasir putih tersebut merupakan tempat yang sangat baik jika dijadikan menara pandang, pemandangan dari atas bukit tersebut sangat indah karena kita bisa melihat pantai pasir putih, laut serta pantai barat pangandaran. Namun pada saat ini kita harus sangat berhati-hati saat mengambil foto karena tidak terdapat pagar pengaman. Juga banyak pohon dan dedaunan yang menghalangi pandangan laut dan pantai. Kalau tempat itu dirapihkan, diberi pagar pengaman, serta pembersihan sekitar Gua Jepang, maka tempat itu akan menjadi lokasi yang sangat istimewa.

Pantai Pasir Putih
Pada lokasi yang bersebelahan dengan bukit yang menjadi tempat Gua Jepang, terdapat Pantai Pasir Putih dengan pasirnya yang bersih, gelombang laut yang kecil serta pemandangan indah. Selain dapat dicapai dengan menyusuri cagar alam, wisatawan biasa mengunjungi lokasi ini dengan perahu motor dari lokasi Pantai Barat Pangandaran. Di tempat ini para wisatawan dapat bermain air di pasir serta berjalan-jalan berkeliling. Rombongan wisatawan dengan perahu bermotor biasa singgah selama satu atau dua jam di tempat ini, menikmati pasirnya yang putih, bermain bola, berenang, ataupun bermain pasir.

Pantai Pasir Putih

Pantai Barat sebagai latar belakang
---------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.