wisata hobby dan lingkungan hidup

Jumat, 30 Juni 2017

WISATA PENANG 1 : DARI BANDUNG KE KOTA WARISAN DUNIA

Wisata Penang yang lain :
Dari Bandung ke Penang,  Lukisan Mural dan Bukit Bendera,  Batu Ferringhi dan Padang Kota Lama

Silahkan Klik Topik Lainnya :
Kegiatan Lingkungan dan Fakultas Teknik,  Wisata Padang Sumatra Barat,  Umroh Makkah Madinah,  Wisata Singapore,  Wisata Phuket Thailand,  Wisata Karimunjawa,  Wisata Malang Bromo,  Wisata Ende Flores,  Wisata Tidung Kepulauan Seribu,  Wisata Pangandaran,  Wisata BandungWisata Malang Batu,  Wisata Melaka Kuala Lumpur Wisata Bogor

Rencana kami berdua untuk berwisata ke Penang sebenarnya sudah direncanakan sejak bulan Januari 2017. Tadinya kami merencanakan sekalian melakukan perjalanan yang lebih panjang, yaitu selain berwisata ke Penang juga bermaksud mengunjungi kota Malaka. Karena baik Penang maupun Malaka sama sama menyandang predikat sebagai kota warisan dunia (world heritage). Jadi rencananya kami akan ke KLIA (Kuala Lumpur International Airport) dan menginap di Kuala Lumpur. Kunjungan ke Malaka dapat dilakukan dari KL dengan naik bus yang bisa ditempuh dalam waktu dua atau 3 jam. Sekalian kami bisa berwisata di Kuala Lumpur sebelum melanjutkan perjalanan ke Penang. Karena dari Kuala Lumpur menuju Penang dapat ditempuh dalam waktu 7 jam dengan bus atau kereta api, atau bisa juga ditempuh dengan naik pesawat dari KLIA yang hanya memerlukan waktu 1 jam.
Tapi denganpertimbangan cukup repotnya pengaturan waktu, akomodasi tempat menginap, serta karena memang kan kami belum tahu persis bagaimana situasi di Penang dan Malaka, pasti nanti kan harus cari-cari, mana transportasinya, naik apa , dimana letak hotelnya, dimana letak objek wisatanya (mengingat kami pergi tanpa ikut travel), maka demi kenyamanan juga, akhirnya kami memutuskan saat ini hanya melakukan perjalanan ke Penang. Karena di penang pasti banyak objek wisata yang bisa dikunjungi. Dari pada pergi ke dua tempat (bahkan 3 tempat, karena pasti juga harus ke kuala lumpur), akan sangat tergesa-gesa dan tidak akan menikmati perjalanan wisata tersebut.
Pulau Penang atau pulau Pinang adalah pulau yang terletak di pantai Barat Malaysia. Kota utama di pulau itu adalah Georgetown yang terletak di bagian timur laut pulau tersebut dan merupakan ibu kota Negara bagian Penang. Yang menjadi daya tarik bagi kota Georgetown (bersama kota Melaka) adalah karena kota ini telah ditetapkan sebagai kota warisan dunia oleh UNESCO World Heritage Committee sejak tahun 2008. Negara bagian Penang memiliki luas 1.046 km² yang terdiri dari pulau Pinang  yang luasnya sekitar 293² km dan  “Seberang Perai” di pantai barat Semenanjung Malaysia dengan luas sekitar 760km². Luas Ibukota Negara bagian Penang ,Georgetown, sekitar 121 km².

Hari Pertama 28 Februari 2017
Singkat cerita, maka pada pagi hari tanggal 28 Februari 2017 kamipun berangkat dari bandara Husein Sastranegara Bandung. Perjalanan dari bandung pukul 8.30 dan mendarat di KLIA pada pukul 11.40. Di KLIA transit dan menunggu antara pukul  11.40    Sampai pukul  13.30   ( hampir 2 jam). Pukul  13.30 perjalanan dilanjutkan dan mendarat di Bayan Lepas  Penang International Airport Pulau Pinang pada pukul 14.30.
Bandara Penang
Sampai di bandara, acara selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagai mana perjalanan sampai ke hotel. Alternatifnya adalah naik taksi atau naik bis. Informasi yang kami himpun sebelumnya kalau naik taksi taripnya sekitar 50 RM, sedangkan kalau naik bus taripnya 2,7 RM per orang. Taksi langsung ke hotel ,sedangkan kalau bus rutenya ke KOMTAR (kompleks Tun Abdul Razak, yang merupakan pusat terminal di Penang). Karena letak hotel yang kami pesan hanya sekitar 300 meter dari KOMTAR dan kondisi tidak tergesa-gesa, maka kami putuskan untuk mencoba naik BRP (Bus Rapid Penang), sekalian kami cari pengalaman mengenai cara naik transportasi umum di penang.
Begitu keluar dari pesawat, langsung masuk ke terminal kedatangan dan keluar dari gedung terminal. Kami tidak melewati imigrasi karena telah melewatinya di KLIA. Jadi penerbangan dari KLIA ke Penang merupakan penerbangan dalam negeri di Malaysia. Tidak jauh keluar terminal, hanya sekitar 100 meter kamipun sampai di halte bis, disana sudah ada sekitar 3 bus yang sedang berhenti. Dari pada susah-susah kamipun nanya kepada petugas bus nya, mana bus yang menuju KOMTAR. Petugas tersebut dengan ramah menginformasikan dengan menulis pada kertas kecil nomor-nomor bis yang lewat di KOMTAR. Jadi kamipun nunggu dan sekitar sepuluh menit kamipun naik bus nomor 401 yang menuju pangkalan Weld (Weld Quay) via KOMTAR.
Oh iya untuk naik bus tersebut kita langsung naik dan membayar tiketnya kepada supir, karena tidak ada kondekturnya. Untuk itu sebaiknya kita siapkan uang pas karena supir tidak punya uang kembali. Uang tersebut langsung dimasukkan ke dalam kotaknya dan kita diberi tiket. Kami bilang ke supir bahwa tujuan kami ke KOMTAR dan supir langsung ngomong berapa ongkosnya dan kasih tiket seharga 2,7 RM, jadi untuk 2 orang harga tiketnya 5,4 RM. Tapi berhubung kami hanya punya uang 6 RM (terdiri dari pecahan 5 RM dan 1 RM), maka kami masukkan uang ke kotaknya sebesar 6 RM. Tapi cukup murah (dibandingkan bus airport kita), kalau di kurs kan 3 RM kan cuma Rp 10 ribu per orang. Bus airport kita, kalau dari cengkareng ke pasar minggu yang sering kami naiki, misalnya, taripnya rp 40 ribu.
Bus Rapid Penang (BRP)
Oh iya, kayaknya harga tiket sebesar 2,7 RM tersebut merupakan tarip untuk rute terjauh. Selama di Penang kami selalu naik bus dan cukup nyaman, bahkan untuk jarak yang jauh, taripnya berkisar dari 1,4 RM (yang termurah), 2,0 RM dan 2,7 RM. Bahkan pada hari ketiga kami naik bus yang gratis, yaitu yang disediakan untuk menyusuri heritage city penang (shuttle). Lucunya meskipun gratis, busnya sama-sama bagus, pengemudinya sama-sama sopan. Jadi tidak ada perbedaan kepada penumpang apakah kita naik bus yang bayar atau bus yang gratis.
Di dalam Bus
Karcis BRP
Setelah perjalanan sekitar satu jam, maka kamipun sampai di pusat kota atau KOMTAR. Sekedar tips, sebaiknya nanya atau minta tolong ke penumpang lain atau ke supir bus (namanya disini Bus Captain), ngasih tahu kalau kita sudah sampai di KOMTAR, karena tidak semua bus masuk ke terminal. Seperti rute Airport – Pangkalan Weld hanya berhenti di halte yang dekat KOMTAR, bukan masuk ke terminal bus KOMTAR. Jadi kalau kita tidak nanya-nanya, bis-bisa kita kelewat halte tersebut dan langsung sampai di Pangkalan Weld (Weld Quay).
Terminal KOMTAR
Akhirnya kami turun di KOMTAR dan coba cari jalan untuk ke hotel yang menurut informasi (pembelian dari internet) jaraknya sekitar 300 meter dari KOMTAR. Sempat nanya-nanya ke orang-orang yang ada di sekitar terminal, tapi banyak yang tidak tahu atau memang komunikasinya kurang nyambung. Akhirnya berbekal peta yang ada, kami berhasil menemui lokasi hotel. Eh, ternyata letaknya sangat dekat dengan KOMTAR, jadi kalau kami hitung kemudian mungkin hanya berjarak sekitar 150 – 200 meter.
Sampai di hotel, kami tunjukkan voucher hotel serta paspor dan dicek oleh resepsionis, serta diminta deposit. Depositnya ternyata murah, yaitu hanya sebesar 50 RM (sekitar 170 ribu rupiah). Dibandingkan deposit waktu kami di Singapur, besarnya 100 Dolar Singapur (sekitar 1 juta rupiah), atau di Thailand 1000 bath (sekitar 350 ribu rupiah).

Menjelajah kota warisan dunia
Setelah istirahat sekitar 1 jam di hotel, kamipun siap-siap untuk keluar jalan-jalan sekitar Penang. Tujuan utama tentunya melihat kota warisan dunia tersebut.  Karena hari sudah sore, serta sudah mengalami perjalanan panjang dari Bandung sejak pagi-pagi, maka tujuan kami keluar hotel juga sekedar “orientasi medan” untuk mengenal kota Penang atau tepatnya kota Georgetown.
Pulau Penang merupakan pulau yang terletak di pantai Barat Malaysia. Salah satu area utama di pulau itu adalah Georgetown yang terletak di bagian timur laut pulau tersebut dan merupakan ibu kota Negara bagian Penang. Yang menjadi daya tarik bagi kota Georgetown (bersama kota Melaka) adalah karena kota ini telah ditetapkan sebagai kota warisan dunia oleh UNESCO World Heritage Committee sejak tahun 2008. Memang tidak seluruh kota, luas daerah yang menjadi situs warisan dunia adalah seluas 259,42 hektar. Yang terdiri dari daerah inti (core zone) seluas 109,38 hektar yang mencakup sebanyak lebih dari 1.700 bangunan. Serta daerah penyangga (buffer zone)  seluas 150,04 hektar.
Hotel tempat kami menginap terletak di jalan sungai Ujong yang masih terletak di daerah penyangga, namun hanya berjarak sekitar 400 meter sudah masuk ke daerah inti. Jadi letaknya sangat strategis, apalagi juga hanya berjarak sekitar 200 meter dari KOMTAR. Jadi dengan berjalan kaki kami mulai menyusuri kota warisan budaya dunia tersebut.
Tempat pertama yang kami tuju adalah Masjid Kapitan Keling, yang terletak di jalan Buckingham, jaraknya sekitar 800 meter dari hotel dan dapat ditempuh sekitar 15 – 20 menit berjalan kaki.  Mesjid yang indah dan megah tersebut didirikan pada tahun 1801 oleh para pedagang yang berasal dari India. Setelah beberapa kali direnovasi maka saat ini menjadi bangunan yang sangat indah, serta  mengagumkan. Di Masjid yang indah dan asri tersebut kami menyepatkan diri untuk sholat sunat serta berkeliling-keliling.

Masjid Kapitan Keling

Pedesterian yang lebar dan bersih
Setelah kami sampai di lokasi Masjid Kapitan Keling, ternyata kami baru sadar bahwa lokasi tersebut berada “di tengah-tengah” lokasi situs warisan budaya dunia. Pada lokasi tersebut bangunan yang ada tetap terjaga keasliannya dan dilindungi oleh undang-undang.
Meskipun hari sudah sore dan matahari sudah turun di ufuk Barat menjelang magrib. Sebentar lagi cuaca mulai gelap, namun karena kami sudah berada di lokasi situs warisan dunia. Kami tidak langsung balik ke hotel, namun coba secara cepat berburu mural atau lukisan dinding yang menjadi ciri khas Georgetown. Salah satu lokasi yang terkenal adalah jalan Lebuh Ah Quee yang berjarak sekitar 150 meter dari Masjid Kapitan Keling. Pada lokasi tersebut terdapat Mural yang bernama Motorcycle. Selanjutnya di Lebuh (jalan) Armenia kita menemui “Kids on Bicycle”.
Di jalan (Lebuh) Chulia, Lane Step by Step, kami berpose pada mural yang bernama “Brother and Sister on a Swing”. Seolah-olah kami berdua sedang memandangi dan menemani putra dan putri kami bermain ayunan. Memang keunikan Mural di Penang adalah kita bisa berinteraksi menjadi bagian dari lukisan tersebut.
Nungguin anak main ayunan


Bersama Mr. Bean
Nasi Kandar Line Clear.
Puas juga kami keliling-keliling “berburu mural”. Hari mulai gelap dan badan juga sudah lumayan lelah karena kami berangkat dari rumah sejak pagi-pagi selepas subuh. Transit di Kuala Lumpur, sampai Bandara Penang, cari Bus dan sampai di Hotel. Istirahat sebentar dan langsung menyusuri kota Georgetown. Kamipun berjalan kembali ke hotel, tapi tidak langsung arah menuju hotel, masih ada satu acara lagi, yaitu mencari rumah makan untuk makan malam. Kamipun berjalan menusuri Lebuh Chulia arah Barat Laut. Tempat makan yang kami tuju adalah restoran Nasi Kandar Line Clear yang letaknya sekitar pertemuan Lebuh Chulia dan Jalan Penang.
Memang kalau kita ke Penang, untuk kuliner, maka salah satu pilihan adalah nasi Kandar. Sebagai Negara bagian yang paling multikultur di Malaysia, pilihan lain adalah masakan Tiongkok atau masakan Eropa. Restoran Nasi Kandar tersebar di seluruh kota dan Restoran Kandar Line Clear merupakan tempat makanan halal yang popular di Penang.
Begitu sampai di restoran yang merupakan restoran India atau Pakistan tersebut, kami diambilkan nasi dan memilih lauknya yang terlihat di etalasenya. Mirip seperti restoran Padang, ada ayam goreng, ikan, rendang dan gule. Untuk minum tersedia jus dan the Tarik. Kamipun memesan nasi biryani, nasi biasa, telur dadar dan rendang daging. Sedang untuk minumnya pesan teh Tarik. Porsi nasi dan lauk pauknya lumayan besar dan mengenyangkan. Untuk makan lengkap berdua tersebut kami membayar sekitar 22 RM.


Nasi Kandar Line Clear
Suasana di dalam restoran
Selesai makan kamipun kembali jalan menuju hotel yang berjarak sekitar 400 meter dan sampai di hotel sekitar pukul 21.00. Lumayan perjalanan hari ini. Pagi-pagi dari Bandung ke Penang via Bandara Kuala Lumpur (KLIA). Dari airport ke terminal KOMTAR, lalu ke hotel. Sore hari jalan-jalan seputar kota warisan dunia, mengunjungi masjid tertua di Penang dan sholat disana, lalu berburu mural dan diakhiri dengan makan malam di restoran Nasi Kandar Line Clear.

--------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.